Mawar Tak Berduri


Bunga mawar yang indah dengan warna merona menyala seakan mampu mewarnai tempat itu. Aromanya yang wangi  semerbak seakan mampu menghipnotis makhluk disekitarnya. Keindahannya bagai suatu ilusi yang nyata, seakan mampu membawa jiwa yang suci menuju ke alam peristirahatannya.

Mawar indah itu bagai lentera dalam kegelapan malam yang sepi. Hujan dan mentari seolah berlomba untuk mencuri perhatiannya. Ia dipuja laksana seorang dewi. Namun ada yang berbeda dari mawar itu, ia tak berduri.
Saat itu aku tak tahu kenapa bisa terjadi, mawar yang indah itu tak dilindungi oleh duri disekitar tangkainya. Andai ada yang usil, maka sudah pasti mawar tersebut dengan mudah dicuri dari tempat peristirahatannya.

Sebelum aku tersadar dari khayalku, apa yang aku fikirkan seolah terjadi. Bagaikan tersambar petir disiang bolong, air mataku menetes tiada henti, sesal namun sudah terjadi. Aku teriak memaki sang takdir. Suaraku yang parau seakan memecah keheningan malam itu namun apa daya, takdirpun tak kunjung membalas teriakku malahan waktu kian menertawakanku.

Aku sedih tiada henti, kenapa takdir seolah tak adil kepadaku. Kehormatan gadisku yang cantik telah direnggut oleh bangsat bertampang malaikat. Memang julukan serigala berbulu dompa seakan kurang pantas untuk mendiskripsikan si bangsat itu. Andai aku tahu akhirnya seperti ini maka akan ku simpan ia di dalam peti berlapis besi dan diikat dengan rantai baja yang hanya aku yang dapat membukannya.

Namun dalam lamunanku aku tersadar, seolah akal berbisik kepada khayalku. Ketika itu hatiku yang gelap seolah mulai kembali ke warna asalnya. Iapun mulai berkata, bukan takdir yang tak adil kepadaku, bukannya waktu yang kian mengejekku namun aku lah penyebab dari bencana itu.

Andai dulu ku biarkan ia disinari oleh cahaya iman maka hal ini pasti tak akan pernah terjadi, walau ia terlihat cantik namun jiwanya seakan layu karna tak dapat berfotosintesis dengan sempurna. Andai ku sirami dan ku pupuki ia dengan ibadah dan amal saleh maka ia akan tumbuh kokoh dengan ditumbuhi duri yang tajam disekitarnya. Sehingga siapapun yang mendekatinya maka pasti akan terluka karena tertusuk oleh duri yang tajam itu.

Duri yang menjaga kehormatan seorang gadis itu tumbuh dengan disinari oleh cahaya iman serta disirami dan dipupuk dengan teratur. Air dan pupuk itu bagaikan ibadah dan amal saleh. Walau ia beriman namun ketika ia enggan mengaplikasikannya, rasanya percuma. Seolah iman bagaikan kata yang tak berarti ketika tak ada amalan yang mendukungnya. 

Jadi pesanku bagi para wanita, jangan jadi mawar yang tak berduri karena paras cantikmu akan layu seiring bergantinya sang waktu namun kehormatanmu tak akan sirna walau ajal menjemputmu.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama