Meraup Omzet Ratusan Juta dengan Bisnis Ikan Cupang di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 sejak kemunculannya di Indonesia telah membawa banyak kerugian di berbagai aspek. Industri rumah tangga hingga industri skala besar di Indonesia juga pun tidak luput dari dampak pandemi tersebut (Baca: Bintang Laut Merah Mampu Menangkal Virus Corona (COVID-19)?). 

Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melaporkan kerugian pada semester I 2020. Banyak di antaranya yang secara kinerja mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, bahkan sampai mengalami kerugian hingga triliunan rupiah (Lipuran 6).

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa saat ini hanya terdapat 10 persen perusahaan negara saja yang masih bisa bertahan akibat pandemi ini.

"Saat ini sekitar 90 persen bisnis yang ada di BUMN terpapar Covid-19. Hanya sekitar 10% saja yang tidak terdampak" kata Erick Thohir, seperti dikutip di Liputan 6 (25/8/2020).

Akibat tingginya kerugian yang dialami, tak heran banyak perusahaan pun melakukan PHK karyawan yang berdampak terhadap meningkatnya pengangguran di Indonesia.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa memaparkan bahwa di Indonesia jumlah pengangguran saat ini meningkat hingga 3,7 juta orang akibat pandemi Covid-19 (Kompas).

Namun jangan salah, tidak semua industri di Indonesia mengalami kerugian akibat pandemi Covid-19. Salah satunya yaitu bisnis ikan cupang, yang terus meroket di masa pandemi (Baca: Dewa, Ikan Keramat yang Langka dan Bernilai Jual Tinggi).

Bisnis ikan cupang menjadi salah satu usaha yang sangat populer saat ini, sehingga tak heran banyak masyarakat yang mencoba menggeluti usaha tersebut. 

Harga ikan cupang yang tinggi dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, menjadikan bisnis tersebut sangat menjanjikan saat ini.

DIlansir dari 99.co, Ikan cupang termahal di dunia saat ini adalah Kachen Worachai. Satu ikan dewasa saja bisa dijual dengan harga Rp 20 juta di pasaran. Ikan ini memiliki banyak keunikan, salah satunya dari corak warnanya. Ikan cupang Kachen Worachai memiliki tiga warna seperti bendera Thailand.

Ikan cupang Kachen Worachai (Sumber: popbela.com)

Muhammad Rizal salah seorang pelaku usaha ikan cupang hias di Kampung Lebak Oca, Kabupaten Bogor mengaku kalau ia bisa meraih omzet hingga belasan juta rupiah dari budidaya ikan cupang. Bisnisnya itu tidak hanya dipasarkan di Indonesia saja, namun sekarang sudah merambah ke mancanegara, seperti Asia dan Eropa (Ayo Bogor).

"Tahun 2014 saya mulai mengenal ikan cupang hias, kemudian saya beli di luar daerah dan membudidayakannya. Saya mulai berbisnis ikan cupang sejak tahun 2015 denga menjualnya secara online. Sekarang saya telah mengekspor ikan cupang tersebut di 34 provinsi di Indonesia dan menjualnya ke luar negeri, seperti Eropa dan Asia," kata Rizal.

Hanya dengan lokasi berukuran 1,5 x 3 meter yaitu di kediamannya, Rizal mampu menghasilkan setidaknya 1.350 ekor ikan hias dari empat jenis yang berbeda. mulai dari jenis plakat halfmoon, krontel dan giant telah ia budidayakan (Baca: Aquascape: Mengintip Ekologi Kehidupan Bawah Laut dalam Akuarium).

Budidaya ikan cupang menurutnya cukup mudah, yang penting bisa memperhatikan asupan makanannya. Dengan memberikannya pakan sebanyak dua kali per hari. Selain itu iapun memberikan pakan tambahan berupa cacing surat. Untuk menjaga kualitas air, ia melakukan pergantian air dalam sekali per dua minggu.

Seperti halnya Rizal pembudidaya cupang asal Bogor, Pangeran Wahyudi Jayaningrat warga Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon juga mengalami hal yang sama. Dalam sehari, Wahyudi bisa meraup keuntungan hingga Rp 15 juta. 

"Saat ini keuntungan bisnis ikan cupang malah meningkat. Kenaikannya hingga 70 persen lebih besar dari tahun sebelumnya," kata Wahyudi.

Wahyudi biasanya menjual ikan cupang secara online. Dalam sebulan saja, ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 150 juta. Menurutnya budidaya ikan cupang tidak sulit. Yang penting tetap sabar, sehingga ikan cupang yang diproduksi berkualitas tinggi (Sari Agri).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama