Aquascape: Mengintip Ekologi Kehidupan Bawah Laut dalam Akuarium

Aquascape merupakan seni menata tanaman, organisme, dan material dalam suatu aquarium secara estetis. Biasanya, sebuah aquascape berisi ikan, batu serta tanaman air, meskipun ada kemungkinan untuk membuat aquascape dengan tanaman air saja, atau dengan bebatuan saja. Banyak sekali jenis tanaman air, bebatuan, dan kayu yang bisa digunakan semuanya tergantung tema atau gaya dan selera yang akan dibuat dalam menata akuarium. Desain aquascape mencakup sejumlah gaya yang berbeda, termasuk gaya Belanda seperti taman dan gaya Jepang seperti alam. Selain itu, aquascape juga merupakan gambaran sebuah ekosistem mini yang hampir atau menyerupai ekosistem di alam.
Dewasa ini permintaan akan aquascape terus meningkat khususnya pada daerah perkotaan baik di perkantoran, hotel, penginapan, bandara dan lain sebagainya. Walaupun demikian, produksi aquascape di Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara masih sangat minim. Hal ini dikarenakan masih minimnya IPTEK khusunya ilmu pengetahuan mendasar perikanan dan beberapa bidang ilmu lainnya sehingga ekosistem didalam aquascape dapat hidup secara berkelanjutan. Penyusunan komponen sangat perlu diperhatikan dalam aquascape sehingga dapat berjalan secara continue. Tujuan utama dari aquascape adalah untuk menciptakan sebuah pemandangan bawah air, akan tetapi aspek teknis pemeliharaan tanaman air juga harus dipertimbangkan. Banyak faktor yang harus seimbang dalam sistem tertutup dari sebuah akuarium untuk memastikan keberhasilan sebuah aquascape. Faktor-faktor ini meliputi filtrasi, mempertahankan karbon dioksida pada tingkat yang cukup untuk mendukung fotosintesis bawah air, pemupukan, pencahayaan, kontrol ganggang dan lain-lain.

Sejarah Aquarium Air Laut
Akuarium pertama kali populer di inggris hanya setelah akuarium banyak dihiasi rangka besi yang di pamerkan di Great Exhibition 1851. Rangka akuarium kaca merupakan versi spesial dari kotak kaca yang dikembangkan perkebunan inggris tahun 1830 untuk melindungi tumbuhan. Akuarium menjadi populer secara luas sejalan dengan perkembangan pembangunan rumah yang diikuti masuknya listrik ke rumah setelah perang dunia I. Dengan adanya listrik, menimbulkan kemajuan yang besar dalam teknologi akuarium, pembuatan cahaya tiruan, penggantian udara, penyaringan, dan pemanas/pendingin. Penyebaran akuarium juga dibantu oleh ketersediaan angkutan udara, yang mana memungkinkan banyak variasi ikan yang boleh diimport dari daerah asal yang jauh sebagai konsekuensi dari sebuah hobi baru yang menarik (Krissanggeni, 2010).
Peralatan Aquascape
Menurut Handi (2009) peralatan untuk penyusunan Aquascape air laut adalah sebagai-berikut:
  1. Sump / Refugium (filter) berfungsi sebagai suatu tempat penampungan air dari aqua utama untuk dibersihkan dari kotoran (dengan skimmer), di netralkan kadar amoniaknya (dengan bantuan skimmer, bioball, dll), diturunkan kadar nitratnya (dengan bakteri atau denitrator), dan didinginkan suhu airnya (dengan chiller). Selain itu di dalam sump itu sendiri biasanya ada satu ruang yg berfungsi sebagai refugium yg berasal dari kata refugee atau pengungsian, jadi berfungsi sebagai tempat penampungan sementara atau tempat memperbaiki kualitas air atau bisa juga tempat penampungan /stabilisasi ikan atau coral yang baru dibeli. Di dalam refugium itu bisa terdapat live rock dan pasir laut.
  2. Skimmer berfungsi untuk mengangkat lemak-lemak dan kotoran yang terkandung di dalam air laut yang bisa mengakibatkan tingginya kadar amoniak, nitrit dan nitrat dengan cara membuat air laut itu menjadi buih atau busa-busa halus, kemudian kotoran yang terperangkap dalam buih-buih tersebut akan dibuang ke tempat penampungan.
  3. Calcium Reactor berfungsi sebagai supply kadar kalsium ke dalam air laut, karena air laut membutuhkan kadar kalsium yang tinggi untuk pertumbuhan coral atau hewan-hewan laut lainnya.
  4. Coil Denitrator berfungsi menetralkan kadar nitrat yang berbahaya bagi seluruh mahluk laut yang berada di aquarium tersebut.
  5. Chiller berfungsi untuk menurunkan /mendinginkan suhu air laut di aquarium, karena sebagian besar coral dan ikan laut membutuhkan suhu yang cukup dingin untuk kehidupannya.
  6. Pompa air berfungsi untuk mengembalikan air dari sump ke aqua utama, pompa juga dibutuhkan oleh skimmer, jadi bisa dikatakan kebutuhan akan pompa bisa lebih dari 1 buah dalam 1 aquarium.
  7. Lain-lain, misalnya : PH / KH tester, Calcium tester, amoniak/nitrit/nitrat tester, thermometer, salinity tester, tambahan-tambahan bahan kimia lainnya sebagai supplemen mineral ke dalam air laut, bioball, bakteri starter.
  8. Lampu berperan sangat penting bagi coral dan mahluk lain untuk berfotosintesis. Lampu yang bagus untuk aqua laut adalah lampu yg bisa menirukan sinar matahari dengan ukuran 10 ribu sampai 20 ribu derajat Kelvin. Contohnya : lampu Metal Halide (MH) 75-150 watt, 20 ribu Kelvin.
Desain Aquascape
1.    Dutch Style
Dutch Style memperkenalkan gaya kesuburan dimana beberapa jenis tanaman yang memiliki warna daun yang beragam, ukuran, dan tekstur ditampilkan sebanyak tanaman terestrial ditampilkan di taman bunga. Gaya ini dikembangkan di Belanda dimulai pada tahun 1930-an , sebagai perlengkapan akuarium air tawar yang tersedia secara komersial (Henning, 2003).

2.    Nature Style
Pendekatan kontras adalah "akuarium alam" atau gaya Jepang , yang diperkenalkan pada 1990-an oleh Takashi Amano (Henning, 2003). Amano seri tiga volume, Nature Aquarium World, memicu gelombang minat berkebun akuarium, dan telah dikutip memiliki standar baru dalam manajemen akuarium (Axelrod et al., 1998).

3.    Iwagumi Style
Iwagumi Style bertipe spesifik dari gaya alam. Dalam gaya Iwagumi, masing-masing batu memiliki nama dan peran tertentu. Batu-batu menyediakan struktur tulang aquascape dan geometri khas mempekerjakan desain dengan tiga batu utama, dengan satu batu besar dan dua batu yang lebih kecil lainnya, meskipun batuan tambahan juga dapat digunakan (Aquatic-eden, 2007; and Wikipedia, 2014).

4.    Jungle Style
Beberapa penggemar juga merujuk pada "hutan" (atau hutan liar) gaya, terpisah baik dari gaya Belanda atau alam, dan menggabungkan beberapa fitur dari mereka berdua . Tanaman yang tersisa untuk menganggap alam , melihat untrimmed . Gaya hutan aquascapes biasanya memiliki bahan harsdscape terlihat sedikit atau tidak ada, serta ruang terbuka terbatas. Tanaman lain yang digunakan dalam gaya hutan aquascapes termasuk Pakis lidah kolam, Bolbitis heudelotii, Vallisneria americana , spesies Crinum, spesies Aponogetonaceae, spesies Echinodorus, Sagittaria subulata, Hygrophila pinnatifida, spesies Anubias, dan Limnobium laevigatum (Farmer, 2010; and Terver, 2009).

5.    Biotopes
Biotopes sering menggabungkan spesies tanaman dan hewan berdasarkan dampak visual yang diinginkan, tanpa memperhatikan asal geografis. Aquascapes biotope dirancang bukan untuk meniru persis habitat perairan tertentu pada lokasi geografis tertentu, dan tidak perlu untuk memberikan tampilan gardenlike. Dengan termasuk hanya mereka organisme yang secara alami ada bersama-sama, biotop dapat digunakan untuk mempelajari interaksi ekologis dalam pengaturan yang relatif alami (James, 1986; and Mongabay, 2004).

6.    Paludarium
Paludarium adalah akuarium yang menggabungkan air dan tanah di lingkungan yang sama. Desain ini dapat mewakili habitat termasuk hutan hujan tropis, hutan, sungai, rawa, atau bahkan pantai (Smith dalam Wikipedia, 2014).
7.    Saltwater Reefs
Dutch dan Narure Aquascape secara tradisional sistem air tawar. Sebaliknya, relatif sedikit tanaman hias dapat tumbuh di akuarium air asin. Saltwater aquascaping biasanya berpusat, sebaliknya, pada meniru karang. Susunan batu hidup membentuk struktur utama aquascape ini, dan dihuni oleh karang dan invertebrata laut lainnya serta alga, yang bersama-sama melayani banyak peran estetika yang sama seperti tanaman air tawar (Borneman, 2004; and Michael, 2006).

Parameter Kualitas Air
Beberapa parameter kwalitas air yang perlu diketahui antara lain 1) pH atau tingkat keasaman air. Kwalitas air harus dijaga pada kondisi pH mendekati netral(7+l); 2) Alkalinitas, yaitu kemampuan air untuk menahan perubahan pH secara drastic; 3) Salinitas, yaitu jumlah garam yang terlarut di dalam air laut. 4) Kesadahan, yaitu jumlah Ca+2 and Mg+2 yang terlarut di dalam air tawar; 5) DO, yaitu kandungan oksigen terlarut di dalam air. Kebutuhan oksigen terlarut meningkat pada saat setelah biota aktif makan (Barnabe, 1990). DO akan mempengaruhi tingkat kesehatan lingkungan akuakultur. DO berubah sangat cepat selama kurun waktu 24 jam, terjadi penurunan drastis ketika proses asimilasi (photosyntesis) menurun pada malam hari; 6) Suhu air. Setiap jenis biota air mempunyai kisaran temperatur tertentu untuk tumbuh secara optimal; 7) Nutrisi yang terlarut di dalam air akan digunakan oleh tanaman, termasuk di dalamnya unsur utama Nitrogen (N) dan Pospat (P), serta mikro elemen lainnya yang kurang penting. Kandungan nutrisi tersebut harus dijaga selalu tersedia dalam jumlah cukup di dalam air; dan 8) Parameter kwalitas air lainnya yang perlu diketahui mencakup kekeruhan, kandungan logam, dan zat-zat pencetus bau busuk misalnya H2S (Setyono, 2004).
Referensi:

  1. Aquatic-eden. 2007.  Iwagumi and Sanzon Iwagumi Aquariums . in: http://www.aquatic-eden.com/2007/02/iwagumi-and-sanzon-iwagumi-aquariums.html 
  2. Axelrod, Herbert R., Warren E. Burgess, Neal Pronek, Glen S. Axelrod and David E. Boruchowitz. 1998. Aquarium Fishes of the World, Neptune City, N.J.: T.F.H. Publications, p. 718, ISBN 0-7938-0493-0.
  3. Barnabe, G. 1990. Aquaculture- Vol I. Ellis Horwood, New York. 528 p.
  4. Borneman, Eric H. 2004. Aquarium Corals: Selection, Husbandry, and Natural History, Neptune City, N.J.: T.F.H. Publications, pp. 323–341, ISBN 1-890087-47-5
  5. Farmer, George. 2010. Our Guide to Aquascaping Styles. UK Aquatic Plant Society.
  6. Handi, I. 2012. Panduan Membuat Aquarium Air Laut Untuk Pemula. Dalam: http://hoby-aquarium.blogspot.com/2012/09/panduan-membuat-aquarium-air-laut-untuk.html 
  7. Hennig, Matt. 2003. Amano Versus Dutch: Two Art Forms in Profile, Tropical Fish Hobbyist, pp. 68–74.
  8. James, Barry. 1986. A Fishkeeper's Guide to Aquarium Plants, London: Tetra Press/Salamander Books, ISBN 0-86101-207-0
  9. Krissanggeni, RG. 2010. Akuarium Laut. Dalam: http://e-journal.uajy.ac.id/3280/4/2TA12066.pdf.
  10. Michael, Scott W. 2006. Aquascaping Reef Habitats, Aquarium Fish Magazine, pp. 66–73.
  11. Mongabay. 2004. Biotope Aquaria. in: http://fish.mongabay.com/biotope.htm.
  12. Setyono, DED. 2004. Pengetahuan Dasar Akuakultur. Oseana, XXIX(1): 27-32.
  13. Terver, Denis. 2009. Définition De Aquascaping. Aquaportail (in French). Archived from the original on 1 October 2010. R.
  14. Wikipedia. 2014. Aquascaping. Dalam: http://en.wikipedia.org/wiki/Aquascaping#cite_note-Hennig-1.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama