Mengenal Rajungan Hewan Kecil Bernilai Jual Tinggi

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, banyak diminati oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun luar negeri danp embudidayaannya mulai dikembangkan. Oleh karena itu harganya relatif mahal yang dapat mencapai Rp 30.000-50.000/kg daging. Daging kepiting ini selain dinikmati di dalam negeri juga di ekspor ke luar negeri seperti ke Negara Jepang dan Amerika dalam bentuk beku serta ke Singapura dalam bentuk segar. Berdasarkan data Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2005 ekspor rajungan beku sebesar 2.813,67 ton tanpa kulit (dagingnya saja), dan rajungan tidak beku (bentuk segar maupun dalam kaleng) sebesar 4.312,32 ton.
Tubuh rajungan secara umum dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama abdomen, sedangkan bagian kedua adalah chephalotorax yang tersusun atas kepala dan punggung yang ditutupi oleh karapaks. Ukuran rajungan yang ada di alam bervariasi tergantung wilayah dan musim. Berdasarkan lebar karapasnya, tingkat perkembangan rajungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu yuwana dengan lebar karapas 20-80 mm, menjelang dewasa dengan lebar 70-150 mm, dan dewasa dengan lebar karapas 150-200 mm. Rajungan biasa hidup di pantai dengan substrat dasar pasir, pasir lumpur, dan juga di laut terbuka. Rajungan juga terdapat di daerah bakau dan di tambak-tambak air payau yang berdekatan dengan laut dengan substrat dasar lumpur. Di Indonesia, rajungan tersebar hampir di seluruh perairan Paparan Sunda dan perairan Laut Arafuru dengan memiliki kecenderungan padat sediaan dan potensi yang tinggi, terutama pada daerah sekitar pantai. Portunus pelagicus(rajungan biasa), yang semula disangka menyebar luas dari pesisir timur Afrika, ke anak-benua India, Asia Tenggara, hingga Jepang, Australia, dan Kaledonia Baru, kini ternyata terdiri dari empat spesies yang berbeda, yakni: P. pelagicusP. segnisP. reticulatus, dan P. armatus.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama