Tiram
mutiara merupakan salah satu sumberdaya laut yang memiliki harga jual yang
menggiurkan serta memiliki prospek yang sangat cerah di pasaran.Sebagai akibat dari penguasaan teknologi bio industri budidaya kerang mutiara
oleh tenaga kerja Indonesia, maka tahun 2010 tercatat kurang lebih 71
perusahaan dengan rincian 38 perusahaan terdaftar sebagai anggota ASBUMI
(Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia) yang tersebar di perairan Indonesia. Dijelaskan pula bahwa Indonesia
memiliki mutiara kebanggaan yang menjadi komuditas ekspor yaitu mutiara warna
putih atau South Sea Pearl, sejenis dengan mutiara yang diproduksi oleh Australia,
Filipina dan Myanmar. Salah satu jenis kerang yang paling banyak diminati
adalah Pinctada maxima atau biasa
dikenal sebagai ratu mutiara (The Queen of Pearls) yang menghasilkan butiran
mutiara berwarna emas (gold) dan berwarna perak (silver). Warna dari mutiara
ini yang indah dan elegan, menambah daya tarik tersendiri bagi konsumen di
pasaran. Nilai eksport biji mutiara untuk propinsi NTB tahun 1999 sebesar US$
12,1 juta atau Rp. 96 milyar (Kurs US$ 1 = Rp.8000-). Ketergiuran investor untuk
menanamkan modalnya dalam usaha kerang mutiara, karena memiliki prospek yang
cerah dimana pemasaran hasilnya bukan saja tergantung pada biji mutiara,namun
permintaan antar pengusaha justru lebih interest pada ukuran stadia larva pada
kolektor, anakan antara 3-5cm dan dewasa 6cm hingga siap operasi inti (ukuran
cangkang pada dorsal 12cm). Harga kerang mutiara hidup ukuran dewasa (6-12cm)
per-sentinya bervariasi antara Rp. 4000, - Rp.5000.
Keyword: Budidaya, Kerang Mutiara, Pinctada maxima
Posting Komentar