Bukan Sihir, Begini Penjelasan Ilmiah Fenomena Laut Berdarah

Fenomena laut berdarah atau secara ilmiah disebut red tide merupakan sebuah fenomena ketika laut berwarna merah. Bukan sulap bukan sihir, ternyata laut yang berwarna merah ini disebabkan oleh blooming hewan yang begitu kecil, yah dialah plankton (bukan plankton diserial spongebob loh).
Fenomena Red Tide
Laut yang umumnya berwarna kebiruan tiba-tiba berubah warna menjadi merah, pasti sahabat kaget, tak percaya bahkan ketakutan jika melihat hal ini. 

Fenomena laut berdarah ini sering terjadi di berbagai negara seperti Canada di TeL. Fundy S. St Lawrance pada tahun 1980 yang disebabkan oleh fitoplankton jenis Gonyalux excavata yang mengakibatkan sumber perikanan disana ditutup, di New Jersey Amerika Utara pada tahun 1977, terjadi ledakan fitoplankton jenis Gonyaulax excavata yang mengakibatkan 14.000 km perairan kekurangan oksigen sehingga terjadi kematian ikan dan hewan di dasar air. 

Di Indonesia pun pernah terjadi, bahkan setiap tahunnya yaitu di Teluk Kao, Halmahera yang mengakibatkan kematian pada ikan.
Blooming Alga Gymnodinium dan Chattonella di jepang
Fenomena ini merupakan masalah global yang sangat merugikan sektor perikanan Dunia yang mengakibatkan kematian masal pada ikan bahkan mengganggu kesehatan manusia yang mengonsumsi ataupun yang hidup disekitar lokasi tersebut. 

Dampak dari fenomena ini pun sangat besar antara lain mengakibatkan kematian pada ikan, mengakibatkan degradasi perairan, mengakibatkan kerugian ekonomi masyarakat sekitar, merusak daerah pariwisata, menurunkan mutu produk perikanan dan bahkan dapat menyebabkan kematian manusia.
Siklus Terjadinya Blooming Alga
Fenomena ini disebabkan oleh ledakan populasi fitoplankton, yang dimana seperti halnya tumbuhan (alga) pada umumnya, perkembangan fitoplankton tidak terlepas dari peran unsur hara (nutrien) dan kondisi perairan. 

Nutrien pada perairan umumnya disebabkan oleh limbah budidaya seperti sisa pakan, limbah pertanian maupun limbah rumah tangga dan industri yang berdekatan dengan lokasi tersebut serta faktor perairan yang mendukung kelimpahannya. 

Kelimpahan alga ini dapat menganggu organisme perairan karena mengandung bahan beracun dan dapat mengganggu kesehatan apabila dimakan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ledakan populasi alga ini berkorelasi positif dengan kepadatan maupun jumlah manusia yang hidup pada lokasi tersebut.

Selain berdampak terhadap organisme sekitarnya, ternyata fenomena inipun dapat menjadi masalah serius bagi manusia. Di Brunei misalnya, pernah terjadi blooming alga jenis Pyrodinium bahamense var compressa yang mengakibatkan 5 orang dewasa sakit dan 4 orang anak meninggal setelah megonsumsi kerang hijau, ikan selar dan ikan tembang. 

Pada tahun 1972 di Sabah juga terjadi hal demikian yang mengakibatkan 7 orang meninggal sedangkan pada tahun 1976, 9 orang sakit dan 7 orang meninggal. Pada Juni sampai September 1983 di Teluk Maqueda Filipina juga telah terjadi blooming alga, yang mengakibatkan 251 orang sakit dan 19 orang meninggal setelah mengonsumsi kerang hijau. 

Di Indonesia pun juga pernah terjadi fenomena laut berdarah (red tide) di Selat Lewotobi Flores yang menyebabkan 240 orang sakit, dan 4 orang meninggal setelah mengkonsumsi ikan tembang dan ikan selar.

Secara ekologi, ketika fitoplankton ini sudah dalam masa akhir pertumbuhannya maka akan mengalami fase kematian. Walaupun demikian, fase kematian tidak serta merta menjadi akhir dari bencana ini, bahkan ketika matipun alga ini dapat menyebabkan perairan kekurangan oksigen sehingga organisme yang hidup disekitarnya mengalami stress dan bahkan mati.
Dead Zone
Walaupun terlihat sangat menarik dengan warna yang menakjubkan, ternyata fenomena laut berdarah dapat berdampak sangat mengerikan, sehingga perlu dilakukan penanganan dan pencegahan dalam bentuk kerjasama antar pemerintahan, peneliti, akademisi, dan masyarakat sekitar. Sebagai bentuk pencegahan, sahabat juga dapat melakukan sosialisasi maupun dengan membagikan artikel ini di sosial media dan yang terpenting, harus tetap melestarikan lingkungan.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama