Ikan Tuna, Penangkapan dan Pengembangan Budidaya

Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi produk andalan di sektor perikanan. Karena harganya yang tinggi, sehinggan ikan tuna dijadikan sebagai makanan mahal bergizi dan menjadi andalan usaha perikanan. 

Ikan tuna merupakan ikan perenang cepat dan sulit untuk dibudidayakan sehingga umunya hanya diperoleh dengan cara ditangkap di alam. Penangkapan ikan tuna sirip kuning di wilayah Indonesia seringkali dilakukan oleh kapal ikan asing mengingat harganya yang relatif mahal dan kandungan gizinya yang tinggi. Karena kandungan gizinya yang tinggi, sehingga tak heran konsumen tuna rela menghabiskan isi saku mereka untuk memperoleh ikan ini. 

Pasar tuna Yellowfin terbesar ada di Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan dan Jepang. Menurut FAO Negara-negara dengan tangkapan terbesar untuk ikan tuna jenis Thunnus albacares adalah Indonesia (176.320 t) dan Meksiko (121.884 t). Ikan Tuna sirip kuning (yellow fin) pada umumnya hanya terkonsentrasi pada penangkapan, sedangkan untuk budidaya masih dalam tahap pengembangan. 
Penangkapan Ikan Tuna
Dewasa ini, pengembangan budidaya ikan tuna sudah mulai banyak dikembangkan khususnya di negara-negara besar seperti Jepang, Australia, dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, pengembangan budidaya pembesaran tuna sirip kuning sudah pernah dirintis pada 2003 bersama Jepang dengan benih yanng diperoleh dari alam. Namun, kerja sama tersebut terhenti pada tahun 2006.

Tahun 2008-2010, kerja sama terjalin dengan Australia dan sejak tahun 2013, Indonesia mengembangkan sendiri pembenihan dan pembesaran tuna. Budidaya ikan tuna pun masih terkonsentrasi pada tahap pembesaran dengan benih yang diperoleh dari alam.

Akan tetapi, kabar mengejutkan kami peroleh dari website Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah sukses melakukan pemijahan ikan tuna sirip kuning  (yellow fin) di luar habitatnya. Keberhasilan dalam pemijahan ikan yang memiliki nama ilmiah Thunnus albacares ini pun menjadi sejarah baru bagi sektor kelautan dan perikanan nasional. Karena Indonesia menjadi negara pertama yang membudidayakan ikan pelagis ini dari mulai tahap pemijahan.  
Budidaya Ikan Tuna di Keramba Jaring Apung
Pemeliharaan induk pada keramba jaring apung tercatat menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang fantastis yaitu sekitar 80%. Perlu diketahui, Pemijahan ikan tuna di KJA pertama kali terjadi pada  tanggal 21 Januari 2015.

Lebih rinci, tim peneliti menggunakan satu unit KJA dengan ukuran diameter pelampung 50 m dengan ukuran mata jaring 2.5 inch dan kedalaman jaring 9 m. Adapun dalam kegiatan pembudidayaan tuna sirip  kuning, calon induk di peroleh dari perairan Laut Bali Utara  sebanyak 114 ekor dengan ukuran 0,5-1,0 kg.

Seperti diketahui, Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. Tercatat, total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun dengan nilai penjualan sebesar Rp 6,3 triliun per tahun. Sebanyak 70 persen produksi ikan tuna Indonesia diekspor ke Thailand, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama