Bintang Laut Merah Mampu Menangkal Virus Corona (COVID-19)?

Virus corona merupakan salah satu jenis virus yang mampu menginfeksi manusia dan hewan. Sebagian jenis virus tersebut dapat menginfeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). 

Dewasa ini, wabah virus corona (COVID-19) masih terus menghantui masyarakat di Dunia sejak kemunculan perdananya di Tiongkok pada Desember 2019 dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Penyebaran virus tersebut sangatlah cepat dan dapat berpindah tempat hanya dengan melalui percikan air liur ketika bersin serta dapat berpindah tempat hanya melalui sentuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akibat hal tersebut dan ditambah lagi sulitnya mendeteksi gejala awal pada penderita sehingga penyebaran virus tersebut terus mengalami peningkatan. Dilansir dari Worldometers (19 April 2020) bahwa, jumlah kasus COVID-19 secara global terus bertambah dengan nilai mencapai 2.324.731 kasus.

Data tersebut juga dibarengi dengan angka pasien yang sembuh yaitu sebanyak 595.467 kasus. Sementara, jumlah korban meninggal juga bertambah menjadi 160.434 kasus. Dilansir dari Kompas pada 19 April 2020, terdapat 375 kasus baru COVID-19 di Indonesia dalam waktu 24 jam terakhir. Sehingga jumlah total kasus COVID-19 di Indonesia pada saat ini mencapai 7.135 kasus, sejak 2 Maret 2020.
Kemunculan novel coronavirus (COVID-19) atau virus corona yang telah mengancam ribuan umat manusia menarik perhatian dokter maupun peneliti di seluruh dunia untuk mencari vaksin ataupun anti virus tersebut, tanpa terkecuali dokter dan peneliti di Indonesia.

Salah satunya adalah dr Arend L Mapanwang yang memimpin tim dokter peneliti di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makariwo Halmahera (STIKMAH). Dilansir dari Harian Halmahera, hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa senyawa yang terkandung dalam bintang laut merah diklaim ampuh untuk mengatasi COVID-19.

Senyawa yang terkandung tersebut yaitu Piperidone yang mencapai nilai 27.24%. Meski belum teruji, beliau mengaku senyawa tersebut mampu menangkal virus corona. Bahkan bukan hanya COVID-19, hewan laut tersebut juga mampu menangkal penyakit berbahaya serupa seperti MERS, SARS bahkan HIV/Aids hingga kanker. Walaupun demikian, pendiri STIKMAH tersebut mengaku bahwa riset senyawa bintang laut merah tersebut masih akan terus berlanjut. 

Penelitian tersebut pun menarik perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Dilansir dari Indozone, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto mengatakan bahwa penelitian tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut.

Selain mendukung, beliau juga mengingatkan bahwa bila benar obat herbal yang diklaim dapat mengatasi virus COVID-19 harus bisa dibuktikan secara ilmiah dan kemudian dipatenkan. Selain bintang laut merah, beberapa penelitan juga mengungkapkan bahwa beberapa jenis hewan laut juga ternyata dapat menangkal virus.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama