COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Corona, penyakit ini pertamakali terjadi di Tiongkok sekitar Desember 2019 lalu. Penyebaran penyakit tersebut sangat cepat dan di Indonesia sendiri kasus positif COVID-19 terus meningkat sehingga pemerintah mengambil langkah strategis untuk mencegah penyebarannya.
Dilansir dari kompas, berdasarkan data yang masuk pada Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (14/4/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat 282 kasus baru COVID-19 di Tanah Air. Sehingga pada saat ini, jumlah total kasus COVID-19 di Indonesia yaitu 4.839 kasus sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Sehingga dengan demikian, perguruan tinggi di Indonesia mengambil tindakan lockdown kampus dengan segala aktifitas dilakukan secara online berdasarkan Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah sehingga segala aktifitas akademik dilakukan secara online. Tidak hanya institusi perguruan tinggi, namun langkah tersebut juga diambil oleh organisasi mahasiswa.
Dilansir dari kompas, berdasarkan data yang masuk pada Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (14/4/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat 282 kasus baru COVID-19 di Tanah Air. Sehingga pada saat ini, jumlah total kasus COVID-19 di Indonesia yaitu 4.839 kasus sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Sehingga dengan demikian, perguruan tinggi di Indonesia mengambil tindakan lockdown kampus dengan segala aktifitas dilakukan secara online berdasarkan Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah sehingga segala aktifitas akademik dilakukan secara online. Tidak hanya institusi perguruan tinggi, namun langkah tersebut juga diambil oleh organisasi mahasiswa.
Dampak tersebut sangat dirasakan oleh organisasi mahasiswa dengan seluruh kegiatan yang mengumpulkan masa dihentikan, salah satunya yaitu kegiatan perkaderan yang menjadi agenda wajib organisasi. Dengan demikian, kegiatan yang berupa kajian dan diskusi hanya dilakukan secara online baik melalui sosial media, maupun aplikasi meeting online. Aplikasi meeting online yang populer digunakan saat ini yaitu Zoom yang menyediakan fitur meeting dengan bertatap muka. Penggunaan aplikasi tersebut cukup mudah, dengan pemateri ataupun moderator membuat forum, menginvite para peserta meeting dan kemudian mereka bisa leluasa berdiskusi sambil bertatap muka.
Aplikasi tersebut menjadi alternatif terbaik saat ini dan sering digunakan untuk belajar mengajar secara online. Namun disisi lain, aplikasi tersebut menyerap banyak kuota internet sehingga menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa maupun kader organisasi.
Tidak hanya menyerap paket internet yang besar, aplikasi tersebut juga membutuhkan koneksi jaringan yang baik agar dapat bekerja secara optimal. Namun di Indonesia sendiri, akses internet yang baik masih menjadi masalah serius yang masih belum teratasi, ditambah lagi dewasa ini akses internet masih belum tersebar secara merata.
Beberapa daerah non jabodetabek misalnya, walaupun sudah memiliki akses koneksi internet, namun kecepatan aksesnya masih belum optimal dan beberapa daerah lainnya di pelosok nusantara masih belum terjangkau koneksi internet. Dilansir dari Tekno Kompas 2019, berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga
riset OpenSignal mengenai peringkat kecepatan internet 4G dari 77
negara di dunia, menunjukan bahwa Indonesia hanya menempati posisi ke 72
alias peringkat keenam terbawah. Sedangkan di Asia, Indonesia hanya
menempati peringkat ke 13 dari 15 Negara dengan kecepatan internet
rata-rata yaitu 3,0 Mbps (Merdeka Online 2016).
Koneksi dan kecepatan internet menjadi salah satu permasalahan serius dalam sistem perkaderan ataupun pendidikan secara online. Sehingga dari hal tersebut, sangat mengganggu dan menghambat proses kaderisasi. Namun dalam kondisi seperti ini, perkaderan secara online menjadi pilihan wajib yang harus dilaksanakan.
Untuk menyiasati hal tersebut, beberapa organisasi seperti HMI Cabang Bogor misalnya, melaksanakan kajian online menggunakan aplikasi chat whatsup grup dan instagram live dengan pertimbangan bahwa aplikasi tersebut menyerap kuota internet lebih sedikit jika dibandingkan aplikasi meeting online lainnya.
Namun walaupun demikian, penggunaan aplikasi tersebut juga memiliki banyak kekurangan dan tidak seoptimal aplikasi zoom. Diskusi menggunakan aplikasi whatsup chatting grup walaupun lebih sedikit dalam penyerapan kuota internet namun masih belum terlalu efektif jika dilakukan. Hal ini dikarenakan, banyak ditemukan kendala dalam proses transfer informasi dan ditambah lagi proses manajemen forum yang masih sangat terbatasi.
Dibandingkan aplikasi whatsup chatting grup, penggunaan siaran langsung instagram masih lebih baik walaupun terdapat beberapa kekurangan juga. Berdasarkan pengalaman yang penulis alami dalam penggunaan aplikasi live instagram ketika menjadi moderator dalam forum Surau Filsafat HMI Cabang Bogor pertemuan ke-4, siaran langsung (live) instagram cukup efektif namun disisi lain pemateri ataupun moderator harus dilengkapi koneksi internet yang baik dan selain itu, proses interaksi antara peserta dengan moderator ataupun pemateri juga seringkali terhambat apalagi jika koneksi internet buruk atau tiba-tiba putus.
Dokumentasi Kegiatan Surau Filsafat HMI Cabang Bogor (Sebelum Covid-19 Melanda) |
Kaderisasi menjadi suatu hal yang paling penting (urgent) dalam suatu organisasi, karena sangat berpengaruh dalam mendukung kader, baik secara kuantitas maupun secara kualitas sehingga dari hal tersebut, proses kaderisasi harus tetap dilaksanakan pada kondisi ataupun situasi apapun. Namun dewasa ini, proses kaderisasi masih belum berjalan seperti yang diharapkan ditambah lagi organisasi mahasiswa saat ini masih belum menyesuaikan metode perkaderan sesuai perubahan zaman.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) misalnya, masih belum memperbaharui metode perkaderan berbasis digital secara sepenuhnya sehingga proses perkaderan yang dilaksanakan saat ini hanya sebatas diskusi dan kajian biasa yang dilakukan secara online namun latihan (training) formal masih belum bisa dilakukan.
Hal tersebut dapat dibuktikan saat ini, yang dimana akibat munculnya COVID-19, latihan dasar kader hingga latihan lanjutan yang diadakan oleh komisariat hingga badan koordinasi (Badko) terhenti. Sehingga dari hal tersebut, harus dilakukan revitalisasi metode perkaderan secara digital.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) misalnya, masih belum memperbaharui metode perkaderan berbasis digital secara sepenuhnya sehingga proses perkaderan yang dilaksanakan saat ini hanya sebatas diskusi dan kajian biasa yang dilakukan secara online namun latihan (training) formal masih belum bisa dilakukan.
Hal tersebut dapat dibuktikan saat ini, yang dimana akibat munculnya COVID-19, latihan dasar kader hingga latihan lanjutan yang diadakan oleh komisariat hingga badan koordinasi (Badko) terhenti. Sehingga dari hal tersebut, harus dilakukan revitalisasi metode perkaderan secara digital.
Dalam hal ini, penulis terinspirasi dengan tulisan kakanda Muhammad Karim yang merupakan senior penulis di HMI Cabang Bogor. Tulisan beliau telah ditulis di Facebook pribad beliau yang berjudul "Perkaderan Berbasis Digital".
Penulis sangat tertarik dengan pandangan beliau bahwa proses training yang ada di HMI perlu dilaksanakan secara digital agar sesuai dengan kondisi zaman. Materi wajib seperti Mission HMI, NDP, KMO dan lain sebagainya disampaikan secara visual menggunakan video-video yang menarik sehingga peserta lebih tertarik.
Digitalisasi perkaderan sangat efektif dan efisien mengingat materi yang diperoleh dapat dipelajari secara berulangkali dan waktu yang digunakan jauh lebih singkat jika dibandingkan proses training yang terjadi saat ini. Lebih lanjut lagi dalam mengevaluasi pemahaman peserta, master of training dapat memberikan tugas resume dengan peserta disuruh membuat ringkasan materi menggunakan video dan kemudian diupload ke media sosial masing-masing.
Jika disesuaikan dengan kondisi saat ini yang mengharuskan perkaderan secara online, maka digitilasasi perkaderan dapat diterapkan dan dilaksanakan secara online tinggal mencari metode terbaik dalam mengaplikasikannya. Misalnya saja, perkaderan dapat dilaksanakan menggunakan aplikasi meeting online seperti Zoom serta pemateri dapat menyampaikan materinya dengan video-video yang menarik.
Penulis sangat tertarik dengan pandangan beliau bahwa proses training yang ada di HMI perlu dilaksanakan secara digital agar sesuai dengan kondisi zaman. Materi wajib seperti Mission HMI, NDP, KMO dan lain sebagainya disampaikan secara visual menggunakan video-video yang menarik sehingga peserta lebih tertarik.
Digitalisasi perkaderan sangat efektif dan efisien mengingat materi yang diperoleh dapat dipelajari secara berulangkali dan waktu yang digunakan jauh lebih singkat jika dibandingkan proses training yang terjadi saat ini. Lebih lanjut lagi dalam mengevaluasi pemahaman peserta, master of training dapat memberikan tugas resume dengan peserta disuruh membuat ringkasan materi menggunakan video dan kemudian diupload ke media sosial masing-masing.
Jika disesuaikan dengan kondisi saat ini yang mengharuskan perkaderan secara online, maka digitilasasi perkaderan dapat diterapkan dan dilaksanakan secara online tinggal mencari metode terbaik dalam mengaplikasikannya. Misalnya saja, perkaderan dapat dilaksanakan menggunakan aplikasi meeting online seperti Zoom serta pemateri dapat menyampaikan materinya dengan video-video yang menarik.
Perkaderan secara digital dan online menjadi salah satu solusi terbaik saat ini untuk menjaga regenerasi kader. Organisasi mahasiswa seperti HMI harus mampu menyesuaikan zaman sehingga proses perkaderan dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi apapun. COVID-19 mungkin menjadi salah satu faktor yang menyadarkan kita bahwa saat ini kita masih belum moderen namun dengan usaha yang keras pasti kita bisa. Yakusa !!
Keren Kandaku
BalasHapusTerimakasih kanda
HapusPosting Komentar