Kecamatan Wabula merupakan salah satu daerah yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Buton. Seperti halnya daerah-daerah lainnya, Wabula juga masih sangat konservatif dan menjunjung tinggi akan nilai kebudayaannya. Kecamatan yang terdiri dari 7 desa ini, selain kental dengan nilai-nilai budayanya juga memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial dalam pengembangan wisata alami. Salah satunya yaitu Kali Topa yang menjadi tempat permandian yang sangat digemari oleh masyarakat sekitar.
Wabula memiliki sumberdaya laut, baik sumberdaya perikanan, terumbu karang, hutan bakau (mangrove), dan padanglamun sehingga dapat dikembangkan menjadi wisata bahari. Pohon bakau tumbuh pada areal seluas 49,4 ha. Sedangkan ekosistem padang lamun
mencapai luas 709,8 ha dan merupakan kawasan ekosistem padang lamun
terluas di Kabupaten Buton (Data: Mustari dkk, 2019).
Wabula juga memiliki spot wisata bawah laut yang sangat potensial, hal ini didukung dengan keanekaragaman ekosistem terumbu karang serta keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dengan ekosistem terumbu karang mencapai luas 554,2 ha dan menjadi kawasan ekosistem terumbu karang terluas di Kabupaten Buton. Terumbu karang di wilayah tersebut didominasi oleh karang hidup, sekitar 30-61 % (Data: Mustari dkk, 2019). Selain itu, Kecamatan Wabula juga masih kental akan hukum adat (ombo) yang membatasi zona penangkapan ikan sehingga wilayah tersebut masih konservatif dan sangat alami.
Data CoreMap (2008) menunjukan bahwa terumbu karang yang tumbuh di desa wabula diklasifikasikan berdasarkan variasi bentuk pertumbuhan. Bentuk pertumbuhan bongkahan yang dominan adalah jenis Porites lobata, Lobohyllia sp. dan kelompok Faviidae lainnya. Bentuk pertumbuhan bercabang juga banyak dari jenis Acropora sp dan bentuk pertumbuhan seperti lembaran juga sering ditemukan. Sedangkan di Desa Wasampela, Kecamatan Wabula juga ditemukan jenis karang Porites lobata, Favia sp., Favites sp. dan Acropora palifera. Sehingga dari hal tersebut, kecamatan Wabula dikatakan sangat layak dalam pengembangan wisata selam.
Wabula juga memiliki spot wisata bawah laut yang sangat potensial, hal ini didukung dengan keanekaragaman ekosistem terumbu karang serta keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dengan ekosistem terumbu karang mencapai luas 554,2 ha dan menjadi kawasan ekosistem terumbu karang terluas di Kabupaten Buton. Terumbu karang di wilayah tersebut didominasi oleh karang hidup, sekitar 30-61 % (Data: Mustari dkk, 2019). Selain itu, Kecamatan Wabula juga masih kental akan hukum adat (ombo) yang membatasi zona penangkapan ikan sehingga wilayah tersebut masih konservatif dan sangat alami.
Terumbu Karang Wabula (Sumber Dokumen: Bapak La Ila, S.Pi., M.Si)
Data CoreMap (2008) menunjukan bahwa terumbu karang yang tumbuh di desa wabula diklasifikasikan berdasarkan variasi bentuk pertumbuhan. Bentuk pertumbuhan bongkahan yang dominan adalah jenis Porites lobata, Lobohyllia sp. dan kelompok Faviidae lainnya. Bentuk pertumbuhan bercabang juga banyak dari jenis Acropora sp dan bentuk pertumbuhan seperti lembaran juga sering ditemukan. Sedangkan di Desa Wasampela, Kecamatan Wabula juga ditemukan jenis karang Porites lobata, Favia sp., Favites sp. dan Acropora palifera. Sehingga dari hal tersebut, kecamatan Wabula dikatakan sangat layak dalam pengembangan wisata selam.
Subhanallah. Surga tersembunyi di bumi Wabula.
BalasHapusNanti kita pulang kampung bareng2 bang 😄
HapusPosting Komentar