Begini Proses Kerang Mutiara Membentuk Butiran Mutiara

Kerang mutiara merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis penting, karena kemampuannya untuk menghasilkan butiran mutiara. Butiran mutiara tersebut umumnya digunakan sebagai perhiasan.

Selain dijadikan sebagai perhiasan, mutiara yang dihasilkan juga digunakan sebagai alat ritual keagamaan, dan dijadikan sebagai suatu simbol keindahan oleh beberapa negara di dunia.

Sehingga dari hal tersebut, harga butiran mutiara pun bernilai jual tinggi. Harga butiran mutiara tersebut diklasifikasikan berdasarkan grade seperti yang telah kami ulas dalam artikel sebelumnya yang berjudul "Mabe, Kerang Penghasil Mutiara Setengah Bulat". Dilansir dari Harga.web.id, harga mutiara per butirnya mencapai Rp. 560.000 hingga Rp. 3.425.000. Kerang mutiara sendiri dapat kita ditemukan baik di Laut maupun di air tawar
Kerang Mutiara Air Tawar dengan 10 Varian Warna

Warna butiran mutiara sangat bervariasi, ada yang berwarna hitam, silver, gold dan lain sebagainya. Tergantung dari jenis spesies maupun lingkungan hidupnya. Selain itu dari segi industri, rekayasa dalam operasi penyuntikan juga sangat mempengaruhi warna butiran mutiara tersebut.

Kerang mutiara berwarna silver dan gold umumnya dihasilkan oleh kerang mutiara jenis Pinctada maxima. Kerang mutiara tersebut hidup di Perairan Indonesia khususnya di bagian timur seperti Sulawesi, Lombok dan Irian Jaya (Baca: Budidaya Kerang Mutiara (Pinctada maxima) The Golden and Silver Pearl pada Keramba Jaring Apung di Perairan Nusantara).
Mutiara Gold dan Silver dari Jenis Kerang Mutiara Pinctada maxima

Mutira Gold digolongkan menjadi dua yaitu Deep Gold (Kuning Matang) dan Soft Gold (Kuning Muda). Butiran mutiara tersebut umumnya merupakan mutiara yang berasal dari kerang mutiara yang hidup di Perairan Lombok. Lombok sendiri terkenal dengan mutiara laut jenis gold yang di Pasar Internasional dijuluki “The Queen Pearl”. Dari segi harga, mutiara Gold bernilai jual tinggi dibanding warna lainnya.

Mutira Silver juga merupaka mutiara yang dihasilkan oleh jenis Pinctada maxima dari Pulau Lombok. Untuk harganya, mutiara silver masih dibawah mutiara Gold.
Mutiara Akoya dengan Varian Warna (Sumber: americanpearl)

Mutiara Akoya (Akoya Pearl) berbentuk bulat sempurna dengan warna yang beragam, yaitu putih, kuning, dan merah muda. Mutiara tersebut dihasilkan oleh kerang mutiara jenis Pinctada Fucata yang banyak ditemukan di Jepang. Mutiara yang dihasilkan berukuran diameter sekitar 2 hingga 9 milimeter.
Mutiara Gelap dari kerang mutiara jenis Pinctada margaritifera (Sumber: Ching-Long et al. 2019)

Mutiara hitam (Black Lip) atau gelap merupakan mutiara yang dihasilkan oleh kerang mutiara jenis Pinctada margaritifera. Mutiara hitam atau Black Lip ini harganya cukup mahal dengan ukurannya yang besar. Kerang mutiara tersebut berasal dari Kepulauan Tahiti (Amerika) dan di Pasar Internasional dijuluki sebagai “Black Tahitian Pearl”.
Mutiara Biwa (Sumber: beadsofcambay)

Selain terdapat di Laut, kerang mutiara juga ada yang hidup di air tawar. Jenis mutiara air tawar umumnya berbentuk bulat dan berbentuk lancip seperti beras. Mutiara tersebut umumnya berwarna lavenders, pink, dan peach. Serta beberapa jenis lainya berwarna seperti warna Mutiara Tahiti (hitam kehijauan). Mutiara air tawar umumnya berasal dari Danau Biwa (Kyoto) namun sudah dibudidayakan di China sekitar tahun 70-an.

Berdasarkan proses pembentukannya, mutiara dapat dihasilkan melalui 2 cara yaitu secara alami dan buatan. 

Proses pembentukan mutiara secara alami dilakukan sebagai bentuk perlindungan diri kerang mutiara. Umumnya mutiara terbentuk akibat adanya partikel asing seperti pasir yang memasuki tubuh kerang. Karena pasir itu menimbulkan rasa sakit sehingga kerang mutiara melalui organ mantel, memproduksi getah untuk membalut partikel tersebut. 

Proses pembentukan mutiara secara alami dapat berlangsung dalam waktu bertahun-tahun. Sedangkan secara buatan atau dalam skala industri budidaya, mutiara yang dihasilkan diperoleh dengan cara penyuntikan nukleus ke dalam kerang mutiara (Baca: Mengintip Proses Budidaya Kerang Mutiara).

Terdapat tiga lapisan struktur mutiara yaitu: Periostrakum luar yang tersusun dari lapisan protein, Ostrakum medial atau lapisan prismatik yang tersusun dari kristal kalsit dalam matriks organik, dan Hipostrakum dalam atau lapisan nakre (‘mother of pearl’) yang tersusun dari kristal aragonite dalam matriks organik. 

Proses pembentukan nakre untuk menghasilkan butiran mutiara, melalui tahap mineralisasi seperti yang terjadi pada proses pembentukan cangkang (Baca: Biomineralisasi dan Proses Pembentukan Cangkang Moluska (Kerang dan Siput).
Proses Pembentukan Mutiara (Sumber: BioScience)

Nakre dikenal juga ‘mother of pearl’ merupakan lapisan yang membentuk struktur dinding bata tiga dimensi dimana mortar dari lapisan tipis biopolimer (20-30 nm) dan 95 % aragonite (CaCO3).

Berdasarkan hasil penelitian Kaleb et al. (2015) yang mengamati tahapan pembentukan butiran mutiara pada kerang mabe (Pteria penguin) secara buatan. Mula-mula kerang disuntik dan kemudian pada bulan pertama, lapisan periostrakum sudah mulai membungkus nukleus dan membentuk inti mutiara berbahan plastic. Lapisan periostrakum yang dieksresikan oleh sel-sel epitel tersebut relatif tipis dan terdiri dari protein berwarna kuning kecokelatan.

Pada bulan ketiga sudah mulai terlihat lapisan nakre yang membentuk butiran mutiara walau tidak begitu merata. Hingga akhirnya pada bulan kesembilan, nakre sudah mulai melapisi dan membentuk butiran mutiara sempurna.

Perbandingan ketebalan lapisan mutiara selama penelitan tersebut yaitu 40.73 μm pada bulan ketiga, 117.78 μm pada bulan kelima dan 24.539 μm bulan kesembilan. Sedangkan ketebalan rata-rata lapisan aragonit mutiara pada bulan ketiga yaitu 457.25 nm, bulan kelima yaitu 326.75 nm dan bulan kesembilan yaitu 325.75 nm.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama