Meningkatkan Produksi dan Menjaga Lingkungan dengan Sistem Resirkulasi Akuakultur

Dewasa ini, akuakultur dunia sudah mengalami berbagai perkembangan dalam meningkatkan produksi. Mengingat pada tahun 2050, diperkirakan populasi penduduk dunia akan mengalami lonjakan besar dengan jumlah manusia sekitar 9,7 milyar jiwa, sehingga kebutuhan pangan dunia akan semakin meningkat.

Meningkatnya jumlah kebutuhan pangan dunia menjadi suatu peluang dan sekaligus tantangan tersendiri bagi industri akuakultur masa depan

Tidak hanya itu saja, peningkatan penduduk juga berdampak langsung terhadap penggunaan air bersih sehingga berimplikasi terhadap akuakultur.

Berbagai riset dalam pengembangan teknologi sudah dilakukan seperti  penerapan sistem digitalisasi dalam akuakultur (Baca: Pengembangan Akuakultur 4.0) yang memungkinkan penggunaan teknologi robotik dalam memonitoring kualitas air, mesin pemberi pakan otomatis,  resirkulasi akuakultur sistem (RAS), dan lain sebagainya. 

Sistem resirkulasi akuakulktur (Recirculation Aquaculture System) atau RAS merupakan salah satu teknologi dalam meningkatkan produksi budidaya, lebih ramah lingkungan dan efisen dalam penggunaan air. 

Sehingga teknologi tersebut menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kualitas air dan mendukung akuakultur berbasis ekonomi biru (blue economy).

Dalam sistem resirkulasi akuakultur, air yang digunakan dimurnikan dan digunakan kembali secara terus menerus. 

Limbah yang dihasilkan seperti limbah padat, amonia dan CO2, kemudian dibuang atau diolah menjadi produk yang tidak beracun dan dapat digunakan kembali.

Fadhil et al. (2010) dalam Aceh Development International Conference 2010 menjelaskan bahwa, sistem resirkulasi akuakultur (RAS) terdiri dari beberapa komponen antara lain:

  1. Unit  pemeliharaan  (growing  tank),  yaitu  tempat  pemeliharan  ikan  dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas jumlah ikan. 
  2. Unit  penyaring  partikulat  (sump  particulate),  yaitu berfungsi untuk  menyaring  materi  padat terlarut agar tidak menyumbat biofilter. 
  3. Unit  bio filtrasi yaitu bagian  utama  dalam  sistem  resirkulasi dengan memanfaatkan bakteri nitrifikasi dalam mengolah kualitas air.
  4. Pompa resirkulasi (water recirculation pump), yaitu berfungsi untuk mengarahkan, menaikkan dan mengalirkan aliran air sesuai yang diinginkan. 

Dilansir dari Mongabay, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menjelaskan bahwa pada budidaya gurame sistem konvensional, padat tebar benih dalam kolam budidaya hanya 0,2 ekor per liter, sedangkan dengan teknologi RAS bisa mencapai 28–30 ekor per liter.

Keuntungan lainnya dari teknologi RAS yaitu masa pemeliharaan relatif lebih singkat jika dibandingkan sistem konvensional. 

Jika sistem konvensional membutuhkan waktu minimal 50 hari untuk menghasilkan ikan dengan ukuran 2–4 cm dan tingkat kelulusan hidup hanya 60%. Sistem RAS hanya membutuhkan waktu 30 hari saja dengan tingkat kelulusan hidup mencapai 95%.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama