Dewa, Ikan Keramat yang Langka dan Bernilai Jual Tinggi

Indonesia memiliki beragam spesies ikan endemik, baik di laut maupun perairan tawar. Spesies ikan tersebutpun sangat banyak dan masih belum banyak diketahui. 

Beberapa spesies diantaranya dimanfaatkan dalam ritual adat hingga dikeramatkan oleh masyarakat. Salah satunya ikan dewa, ikan endemik langka yang dikeramatkan oleh masyarakat pada beberapa daerah di nusantara.

Ikan dewa merupakan salah satu ikan langka yang memiliki harga jual yang tinggi. Harga jualnya bisa mencapai Rp. 1 juta per kilo gram nya. 

Menurut salah seorang pembudidaya ikan dewa di di Banyumas, Muhammad Kurniawan bahwa ikan ini dapat tumbuh hingga mencapai 12 kilo gram.

"Saya telah melakukan budidaya ikan dewa sejak 2008 silam. Ikan terbesar yang pernah dibudidayakan mencapai ukuran hingga 12 kilogram, namun sayang ikan itu sudah mati. Ikan ini memiliki habitat di perairan yang deras," ujarnya.

Walaupun demikian, untuk mencapai ukuran dewasa membutuhkan waktu pemeliharaan yang cukup lama, yaitu sampai 2,5 tahun.

Ikan Dewa (Tor soro)

Ikan dewa (Tor soro) merupakan salah satu spesies yang bernilai ekonomis penting di Indonesia seperti halnya ikan patin, ikan tuna ikan napoleon, lobster dan biota perikanan lainnya. Mulanya masyarakat hanya menangkap spesies tersebut dari alam, namun seiring ketersediaannya yang sudah mulai langka maka mereka mulai membudidiayakan ikan tersebut (Baca: Ikan Napoleon yang Langka Kini Bisa Dibudidayakan di Indonesia). 

Degradasi lingkungan juga menjadi alasan utama berkurangnya spesies ikan dewa di alam. Upaya domestikasi ikan tersebut telah dilakukan sejak tahun 1996 di Sumatera Utara untuk menyelamatkan spesies ikan tersebut (Baca: Industri Akuakultur Berbasis Konservasi).

Selain di Banyumas dan Sumatera Utara, ikan dewa juga telah dibudidayakan oleh pembudidaya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (AyoBandung). 

Terdapat empat jenis ikan dewa yang hidup di Indonesia, yaitu jenis Tor soro, Tor tambra, Tor tambroides, dan Tor douronensis. Jenis Tor soro yang paling banyak ditemukan di Jawa Barat khususnya Kuningan. 

Masyarakat Kuningan mempercayai ikan dewa sebagai ikan keramat, yang konon katanya ikan tersebut merupakan prajurit-prajurit yang dikutuk akibat membangkang pada pemerintahan Prabu Siliwangi (Tribunnews).

Tidak hanya itu saja, beberapa daerah lainnya juga mengkeramatkan ikan tersebut seperti di Kuningan, Blitar, Pasuruan, Padang Pariaman, dan Jambi. Bahkan oleh masyarakat suku Batak, ikan ini disebut ikan batak yang digunakan dalam upacara adat.(Baca: Imbu, Gurita Hantu Asal Indonesia).

Selain terkenal akan unsur mistisnya, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Haryono menambahkan bahwa, ikan dewa mempunyai beberapa keunggulan. Pertama, ikan dewa bisa mencapai ukuran yang sangat besar, terutama jenis Tor tambroides

Kedua, ikan dewa memiliki tekstur daging yang tebal dan lebih padat dibanding spesies ikan tawar lainnya. Dan ketiga, ikan tersebut memiliki rasa yang gurih dan disukai oleh banyak orang (Kompas).

Ikan ini banyak diburu menjelang Imlek oleh warga Tionghoa, sehingga harganya jadi semakin mahal. Mereka meyakini bahwa ikan dewa dapat membawa keberuntungan.

Menurut Kholil, salah seorang pembudidaya ikan dewa di Banyumas. harga ikan dewa biasanya melonjak menjelang imlek, jika biasanya pembudidaya hanya memperoleh omset sekitar Rp 75 juta per bulan, maka ketika menjelang Imlek bisa meningkat sampai Rp 100 juta (Kompas). 

Ikan dewa termasuk ikan omnivora yang cenderung memakan tumbuhan dengan makanan utamanya yaitu Fitoplankton. Ikan tersebut juga memakan beberapa jenis Crustase, Insekta, Rotifera, dan Oligochaeta. Ikan dewa aktif mencari  makanan pada pagi  hari dengan mengandalkan indera penglihatannya.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama