Mengenal Teripang Si Timun Laut

Teripang atau timun laut merupakan salah satu spesies invertebrata yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan menjadi salah satu komoditas andalan sektor perikanan. Bukan hanya di Indonesia, teripang juga diperdagangkan secara internasional dengan beberapa jenis teripang menjadi target perburuan antara lain teripang pasir (Holothuria scabra) dan teripang susu (Holothuria nobilis) memiliki harga relatif lebih mahal.
Teripang (holothurians) masuk dalam kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), dan digolongkan di dalam enam bangsa (ordo) yaitu Dendrochirotida, Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan Elasipoda. Tidak kurang dari 1200 jenis teripang tersebar di perairan dangkal tropis, namun hanya sekitar 15-20 jenis yang telah berhasil dikomersialkan.

Teripang suku Holothuriidae dan Stichopodidae bisa menempati segala macam tipe substrat, seperti berlumpur, lumpur berpasir, pasir, pasir berlumpur, kerikil, pantai berbatu, karang mati, pecahan karang (rubbles), dan bongkahan karang (boulders). Dengan kemampuan adaptasi yang baik maka teripang bisa menempati berbagai macam substrat walaupun beberapa jenis tertentu lebih menyukai jenis substrat tertentu pula.

Di perairan Indonesia saat ini terdapat sekitar 24 jenis teripang komersial yang termasuk kedalam kelas Holothuroidea, suku Holothuriidae dan Stichopodidae. Jenis teripang yang termasuk kedalam kategori utama adalah teripang pasir atau teripang putih (Holothuria scabra), teripang susu (Holothuria nobilis), dan teripang nanas (Thelonota ananas). Sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang yaitu teripang lotong dan bilalo. Jenis-jenis lainnya termasuk kedalam kategori rendah.

Teripang atau timun laut, umumnya merupakan spesies pemakan detritus dan kandungan zat organik di dalam pasir. Sedangkan plankton, bakteri, dan biota mikroskopis lainnya hanya dijadikan sebagai makanan pelengkap. Teripang suku Holothuridae dan suku Sticopodidae mempunyai 18 sampai 20 tentakel pendek berbentuk perisai (peltate) yang dikenal sebagai tentakel bukal. Tentakel tersebut berfungsi untuk mengambil makanan.

Siklus hidup teripang diawali dengan pembuahan telur yang berukuran bulat dan kemudian terjadi proses pembelahan sel. Ukuran rata-rata sel tersebut sekitar 194 mikron, selang 10-12 jam kemudian akan membentuk stadium gastrula yang berukuran antara 390,5-402,35 mikron. Setelah lebih dari 32 jam telur akan menetas menjadi larva dan membentuk stadium auricularia yang terbagi menjadi stadium awal, tengah dan akhir dengan larva hidup dipermukaan air. Sekitar 10 hari kemudian, Larva memasuki stadia doliolaria. Pada stadium ini larva berbentuk lup, mempunyai sabuk dan dua tentakel yang menjulur ke luar. Pada stadia auricularia dan doliolaria, larva bersifat planktonis. Selanjutnya tiga belas hari kemudia, larva memasuki stadia pentaculata dengan larva bewarna coklat kekuningan dan panjang antara 1000-1200 mikron.

Teripang merupakan bahan makanan bergizi dengan kandungan gizi yang cukup tinggi, antara lain protein 6,16%, lemak 0,54%, karbohidrat 6,41% dan kalsium 0,01% (kondisi segar kadar air 86,73%), sedangkan untuk teripang kering mempunyai kadar protein tinggi yaitu 82%. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% nya berupa kolagen. Kolagen berfungsi sebagai pengikat jaringan dalam pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu, teripang juga mengandung phosphor, besi, yodium, natrium, vitamin A dan B (thiamin, riboflavin dan niacin).

Tidak hanya teripang si timun laut, beberapa organisme invertebrata laut juga memiliki kandungan nutrisi yang tidak kalah pentingnya seperti Rajungan, Lobster, Kelinci Laut, Siput Mata Bulan, Abalon, Bintang Laut Merah, Spons Laut dan lain sebagainya 

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama