Fish Market 4.0: Pasar Ikan Digital untuk Kemajuan Ekonomi Nasional

Dewasa ini dunia telah memasuki era industri 4.0 yang ditandai dengan alih teknologi dalam mendukung kerja umat manusia. Berbeda dengan era sebelumnya, era industri 4.0 membawa perubahan yang sangat pesat dan menyeluruh (Baca: Homo Deus: Evolusi Manusia Menjadi Tuhan?). 

Internet of thing (IoT), big data, argumented reality (AR), kecerdasan buatan (artifical intelegence), addictive manufacturing, simulation dan beberapa teknologi mutakhir lainnya sudah banyak diterapkan dalam mendukung industri dewasa ini (Baca: Agro-Maritim 4.0 : Masa Depan Pertanian dan Kelautan Nasional di Era Industri 4.0).

Industri-industri dunia terus memunculkan berbagai inovasi baru yang menyebabkan persaingan di pasar dunia semakin meningkat. Misalnya saja Google sebagai mesin pencari terbesar dunia, sejak tahun 2009 telah mengembangkan kendaraan otomatis (self driving) melalui anak perusahaannya yang bernama Waymo. 

Kendaraan tersebut dilengkapi dengan kecerdasan buatan (artifical intelegence) yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak dengan memilih jalan terdekat dan teraman untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalulintas.

Pada tahun yang sama, Microsoft juga mengembangkan Cortana sebagai asisten virtual manusia. Teknologi yang dilengkapi dengan artifical intelegence tersebut juga dapat berperilaku seperti halnya manusia sehingga para pengguna lebih dimudahkan. 

Cortana memiliki banyak fungsi antara lain dapat mengatur jadwal, memutar musik, mencari informasi, menyetel alarm, membaca pesan hingga menebak judul lagu. Para pengguna hanya memberikan perintah dan secara otomatis teknologi tersebut langsung bekerja seperti halnya asisten pribadi manusia.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada era industri 4.0 juga memberikan banyak kemudahan bagi umat manusia. Semua informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat. Dunia seakan tidak memiliki skat pembatas dengan kemunculan internet (Baca: Akuakultur dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0). 

Internet menjadi jaringan penghubung masyarakat dunia. Jarak dan waktu tidak menjadi penghambat lagi untuk berkomunikasi. Masyarakat antar benua dapat saling bertukar informasi dengan waktu yang sangat singkat. Tidak hanya itu saja, kemunculan internet juga sangat berkontribusi terhadap perekonomian dunia dengan kemunculan electronic commerce atau e-commerce.

E-commerce merupakan pasar digital yang sangat membantu transaksi jual beli secara global. Penyebarannya pun sangat pesat dan menyeluruh. Tidak hanya di Negara maju saja, pasar digital ini sudah banyak dimanfaatkan di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. 

Teknologi ini sangat membantu industri besar maupun kecil dalam mempromosikan dan mendistribusikan produk mereka. Tidak tanggung-tanggung, pedagangan antar negara pun sudah marak dilakukan dewasa ini. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi seluruh industri dunia (Baca: Industri Akuakultur Masa Depan).

Di Indonesia, pasar digital sudah mulai banyak dinikmati di berbagai wilayah. Tidak hanya di kota besar, namun di daerah terpencil juga sudah mulai tersebar. Hal ini menjadi peluang besar bagi industri skala kecil dan menengah dalam mengembangkan bisnis mereka. 

Industri-industri tersebut tidak perlu lagi menyewa atau membeli tempat untuk berdagang, namun dapat dilakukan secara gratis dengan pasar digital. Konsumen pun tidak hanya sebatas masyarakat daerah setempat saja namun masyarakat luar negeri pun juga dapat dengan mudah membeli produk mereka.

Pengguna pasar digital terus mengalami lonjakan yang signifikan terkhusus pada masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah negara. Menurut data Sirclo, permintaan produk makanan dan minuman terus mengalami lonjakan drastis hingga 143% dari Februari sampai Maret 2020. Minuman kemasan, jus, dan susu menjadi produk yang paling populer, kemudian disusul produk makanan kemasan seperti biskuit, saus, dan camilan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan mengemukakan bahwa diperkirakan populasi dunia akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 9 miliar jiwa pada tahun 2045 dengan penduduk Indonesia mencapai 350 juta. Pertambahan jumlah penduduk tersebut secara otomatis berdampak terhadap peningkatan kebutuhan energi dan pangan (Baca: Produksi Pangan Terhadap Kemajuan Umat Manusia). 

Fish Market 4.0: Pasar Ikan Digital untuk Kemajuan Ekonomi Nasional
Pasar Ikan Digital (Sumber: theinternetretailer.co.uk)

Pasar ikan digital menjadi salah satu solusi dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya produksi perikanan nasional terus mengalami peningkatan dan menjadi salah satu pemasok kebutuhan pangan dunia. 

Produk perikanan menjadi komoditas andalan nasional dan sekaligus menjadi penyumbang 8% dari total produksi dunia. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat ke-3 untuk perikanan tangkap terbesar di dunia, dibawah Republik Rakyat Tiongkok dan Peru. Sementara pada produksi akuakultur, Indonesia menjadi produsen utama disusul Norwegia, Chili, Myanmar dan Thailand (Baca: Pertumbuhan Ekonomi Sumberdaya Laut Indonesia). 

Disisi lain, FAO memprediksi hingga tahun 2030 kebutuhan permintaan ikan dunia mencapai 172 juta ton, dan sekitar 58 persen akan bergantung pada produk akuakultur. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan ikan sebagai sumber protein hewani semakin meningkat setiap tahunnya (Baca: Ikan Tuna, Penangkapan dan Pengembangan Budidaya).

Trend pasar ikan digital pada industri perikanan dunia masih belum banyak karena sebagian besar bisnis makanan online masih didominasi oleh produk peternakan seperti daging sapi, babi dan unggas. Hal yang sama berlaku di Islandia, di mana sektor ini masih belum ada. Namun, perusahaan pemasaran telah menunjukkan minat pada sektor ini dan sudah mulai beralih ke pasar ikan digital (Baca: Pengembangan Industri Akuakultur 4.0).

Pasar ikan digital menjadi suatu sarana dalam mendukung perekonomian nasional dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terlibat di dalamnya. Produk mentah maupun olahan dapat didistribusikan secara luas baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Namun tentu saja, produk yang diperdagangkan merupakan produk berkualitas tinggi sehingga kepercayaan konsumen tetap terjaga. 

Pada tahap produksi hingga pengolahan harus sesuai prosedur untuk menjaga kualitas produk. Produk perlu melewati tahap uji terlebih dahulu dan harus memiliki sertifikat maupun izin untuk menjaga keamanan konsumen sesuai  Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK).

Keamanan konsumen menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam pasar ikan digital, mengingat walaupun sudah diatur dalam undang-undang namun masih banyak saja oknum yang nakal. Kualitas produk yang buruk dan ditambah tingkat keamanan sistem yang rendah dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen sehingga hal tersebut perlu diperhatikan. 

Selain itu data pelaku UMKM yang terdaftar perlu diverifikasi terlebih dahulu untuk menjaga keamanan transaksi. Tidak hanya itu saja, pasar ikan digital perlu bekerjasama dengan jasa kurir yang terpercaya agar produk bisa sampai ke tujuan dengan selamat. Transaksi yang dilakukan dapat menggunakan uang digital guna memudahkan konsumen dalam berbelanja.

Uang digital maupun pembayaran non-tunai dewasa ini sudah banyak digunakan untuk transaksi jual beli pada pasar digital. Penggunaannya pun cukup mudah dan lebih praktis. Gerakan ini sudah berlangsung sejak 14 Agustus 2014 melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan oleh Bank Indonesia (BI) demi menciptakan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar.

Berbeda dengan uang tunai, uang digital lebih aman dari pencurian dan dapat digunakan secara global. Tingkat keamanannya pun sudah semakin diperkuat seperti yang telah diatur oleh Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Elecronic Money). 

Salah satunya yaitu prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir wajib menggunakan sistem yang aman dan andal; memelihara dan meningkatkan sistem keamanan uang digital; serta menjaga keamanan dan kerahasiaan data. Selain itu, pihak tersebut pun diwajibkan untuk melakukan audit teknologi informasi secara berkala dan melaporkannya kepada pihak BI.

Bank Indonesia (BI) juga telah mengembangkan sistem pembayaran digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) dengan metode pembayaran dilakukan menggunakan scan QR Code. Konsumen hanya perlu membuka fitur pembayaran QR Code pada aplikasi pembayaran digital dan kemudian melakukan scan kode tersebut. Dengan terintegrasinya QR code menjadi Satu QRIS, maka seluruh proses transaksi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat memangkas waktu antrian. Ditambah lagi hampir semua Bank di Indonesia maupun aplikasi pembayaran digital juga sudah banyak mendukung sistem QRIS.

Penggunaan sistem ini pada pasar ikan digital sangat memudahkan UMKM dan konsumen sehingga transaksi yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan evisien. Sistem QRIS bisa melalui 2 metode, yaitu Merchant Presented Mode dan Customer Presented Mode. QR Code bisa diberikan oleh merchant atau penjual, maupun dari konsumen sendiri dengan menunjukkan QR Code pada layar ponsel mereka.

Hantu Laut Web, sebagai salah satu media elektronik juga saat ini telah mengembangkan pasar ikan digital. Bagi sahabat-sahabat sekalian yang memiliki usaha perikanan bisa bekerjasama dengan kami untuk menjual produk sahabat secara online di website Perikanan.Info. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi kami melalui halaman kontak form yang telah disediakan.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama